"aku membenci mereka yang telah membunuh Ayah dan Saudara Perempuanku". itu hanya sepenggal kalimat yang ada di dalam buku ini. buku ini menceritakan tentang sebuah keluarga yang mempunyai pengalaman menjadi korban kekejaman rezim khmer merah. penulis buku ini bernama Loung Ung, dan ia merupakan salah satu dari tujuh anak salah seorang pegawai pemerintahan tingkat tinggi. kejadian ini terjadi ketika Loung baru berusia lima tahun. sebelum tentara khmer merah menyerbu kota, keluarganya merupakan keluarga yang cukup kaya di Phnom Penh. Loung merupakan anak ke enam dari tujuh bersaudara, urutan kakak-kakaknya adalah Meng, Khouy, Keav, Kim, & Chouy, dan adiknya yang bernama Geak. Loung merupakan anak yang cukup kritis, jika ada sebuah kejadian atau ia penasaran akan sesuatu, ia langsung bertanya kepada pa (panggilan untuk ayah), ma (panggilan untuk ibu), atau kakak-kakaknya. tapi sering kali pertanyaan-pertanyaannya dihiraukan karena dianggap terlalu cerewet. Loung merupakan anak yang paling dekat dengan pa dan mereka mempunyai banyak pengalaman bersama pa.
ketika tentara khmer merah mulai nyerbu Phnom Penh, keluarga Loung harus meninggalkan rumah mereka jika tidak ingin menjadi korban para tentara khmer merah karena pa merupakan salah satu pegawai tinggi pemerintahan pada masa rezim Lon Nol. FYI, rezim khmer merah ini dipimpin oleh Pol Pot yang berkuasa pada tahun 1975, ia berusaha untuk menggulingkan rezim Lon Nol karena dianggap buruk, korup, dan terlalu berorientasi ke barat. Pol Pot ini berjanji untuk membebaskan Kamboja dari segala unsur-unsur rezim Lon Nol. tapi pembebasan itu hanya menyengsarakan rakyat kamboja. rakyat Kamboja dipaksa untuk melakukan pekerjaan yang hasilnya harus diserahkan kepada pemerintah. semua pendukung rezim Lon Nol harus dibunuh, tidak mengenal usia, anak -anak, ibu-ibu, bahkan bayi sekalipun harus tetap dibunuh jika ia merupakan anak keturunan pendukung rezim Lon Nol. oleh karena itu ketika khmer merah mulai menguasai Kamboja, banyak korban-korban yang berjatuhan. rezim khmer merah juga tidak memperbolehkan semua atribut yang mengikuti dunia barat, semua harus sama, pakaian berwarna-warni dimusnahkan, begitu juga dengan emas, perhiasan, dan lain-lain yang berbau barat tidak luput dari pemusnahan itu. masyarakat harus setara, tidak boleh ada perbedaan, karena itu mereka hanya boleh memakai baju warna hitam yang diberikan oleh pemerintah khmer merah. makanan pun juga dijatahi, yang ketahuan menyimpan makanan dirumah gubuk (pemerintah membangun rumah-rumah gubuk kepada setiap kepala keluarga) akan dihukum. kenapa dihukum? ya, karena semuanya harus setara, tidak boleh ada yang berlebih. siapa saja yang mendapat makanan, ia harus berbagi dengan tetangganya. masyarakat hidup dalam tekanan, diawasi setiap harinya, siapa yang berontak, akan dibunuh. keluarga-keluarga hidup terpecah belah, begitu juga dengan keluarga Loung, kakak-kakaknya harus menjadi kuli panggul agar mendapat makanan berlebih karena makanan yang diberikan untuk masyarakat sangat terbatas, padahal, bahan makanan yang semua prosesnya dikerjakan oleh masyarakat tersebut jumlahnya sangat melimpah. namun mereka tidak diperbolehkan makan sedikitpun karena produksi bahan makanan harus diserahkan kepada pemerintah. terjadilah bencana kelaparan sampai-sampai ada sebuah keluarga yang menjadi kanibal. korban yang berjatuhan jumlahnya semakin bertambah. anggota keluarga Loung mulai berkurang karna dibunuh oleh tentara khmer merah, kekejaman ini menimbulkan rasa benci Loung kepada Pol Pot dan mulai menumbuhkan dendam. anggota keluarga yang masih tersisa berjuang untuk menemukan anggota keluarga yang lainnya.
.......
nah! untuk lebih jelasnya, kamu bisa baca bukunya, ga percuma kok, itung-itung nambah pengetahuan sejarah hehe nih wujud bukunya
selamat membaca! :)